Mocimu.id – Mungkin banyak yang tidak tahu, Yu Hadi adalah adik dari Yu Djum, salah satu legenda gudeg dari Yogyakarta. Saat ini, ia berumur 90 tahun.
“Yu Djum itu kakak saya. Saya sendiri memiliki nama kecil Patinah dan nama orang tua Adi Sumartono,” kata Yu Hadi dengan agak serak.
Lokasinya di depan Mushola ‘Aisyiyah Kauman. Lapaknya pun sederhana, tidak ada kursi, hanya ada satu meja tempat menaruh gudeg, besek, dan daun pisang. Biasanya buka setiap hari, dari pukul 05.00 sampai 09.00 WIB.
Awalnya, Yu Hadi berjualan keliling dengan kakaknya itu. Kebanyakan pelanggannya berasal dari daerah Kauman ini. Lantas dia memutuskan membuka lapaknya di sini.
“Saya tidak membuka cabang dan ‘teteg manggon’ di sini karena yakin bahwa rezeki orang sudah diatur Tuhan, ya rezeki saya jualan di sini,” ujarnya.
Habis tidak habis dagangannya, Yu Hadi tetap setia pada jadwal hariannya. Sekarang di usianya yang ke-90 dengan cucu 17 buyut 8 pun dia masih tetap melakukan rutinitas itu.
Membuat gudeg sudah mendarah daging seperti tutur Yu Hadi, “Mboten remen mbegogok, kudu kerjo, obah.” Arti kekiniannya,”Jangan jadi orang rebahan, harus kerja dan gerak.”
Walau hanya ketemu sebentar, Yu Hadi memberi banyak inspirasi. Pesan utamanya, selama kita masih hidup, haruslah aktif, bergerak dan bekerja. Berapapun usianya. Karena tanda hidup adalah “bergerak”. Soal rezeki, sudah tertakar, tidak akan tertukar apalagi nyasar, gak perlu bertengkar yang penting ikhtiar dengan sabar, insya Allah lancar. (*)
*Catatan kecil disela napak tilas KH.A Dahlan di kampung kauman jogja bersama PRM Adiwerna Tegal (Sabtu 7 September 2024)