Scroll untuk baca artikel
Banner Iklan
BeritaHeadlineNasionalPersyarikatan

Tanwir Muhammadiyah: Mewujudkan Kemakmuran Inklusif dengan Filosofi Sasando dan Bunga Sepe

×

Tanwir Muhammadiyah: Mewujudkan Kemakmuran Inklusif dengan Filosofi Sasando dan Bunga Sepe

Sebarkan artikel ini

Mocimu.id – Dalam acara Tanwir Muhammadiyah dengan tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” Muhammadiyah menegaskan komitmennya untuk memperjuangkan kesejahteraan yang merata bagi seluruh lapisan masyarakat. Tema ini mencerminkan peran penting organisasi dalam menciptakan kondisi sosial, ekonomi, dan spiritual yang adil. Dengan fokus pada penguatan ekonomi, pendidikan, kesehatan, dan pengembangan komunitas, Muhammadiyah berharap kemakmuran dapat dirasakan oleh semua, tanpa terkecuali.

Filosofi alat musik tradisional Sasando dari Rote, Nusa Tenggara Timur, menjadi simbol penting dalam acara ini. Sasando, dengan desain uniknya yang memiliki berbagai dawai, menciptakan harmoni ketika dimainkan bersama. Hal ini mencerminkan pentingnya kerja sama yang harmonis antara masyarakat, pemerintah, dan individu dalam menciptakan kemakmuran yang adil dan merata. Setiap elemen masyarakat memiliki peran penting, seperti halnya setiap dawai Sasando yang berkontribusi dalam menciptakan harmoni suara.

Selain Sasando, Bunga Sepe (Flamboyan) juga menjadi simbol dalam tema ini. Dikenal karena keindahan dan ketahanannya, bunga flamboyan menunjukkan pentingnya keberlanjutan dalam mencapai kemakmuran. Seperti bunga yang terus mekar di berbagai kondisi, kemakmuran yang dihadirkan Muhammadiyah harus dipelihara secara berkelanjutan, agar manfaatnya bisa dinikmati oleh generasi mendatang. Simbol ini menekankan bahwa kesejahteraan yang dicapai tidak boleh bersifat sementara, tetapi harus terus tumbuh dan bertahan di segala situasi.

Baca Juga :  AC MU Hadir di Tanwir Muhammadiyah 2024: Inovasi Islami dengan Fitur Jadwal Shalat

Dalam konteks budaya, Muhammadiyah juga menekankan pentingnya menghargai keragaman. Sasando dan Bunga Sepe, meski berasal dari budaya tertentu, digunakan sebagai simbol universal yang menunjukkan bagaimana kemakmuran harus mencakup harmoni, keberlanjutan, dan penghormatan terhadap budaya yang beragam. Muhammadiyah, dengan akar yang kuat di masyarakat, melihat nilai-nilai budaya lokal sebagai elemen penting dalam mewujudkan kesejahteraan yang merata.

Baca Juga :  IPM Kabupaten Tegal Gelar Diskusi Peduli Iklim, Bahas Solusi Konkret Hadapi Permasalahan Lingkungan

Dengan menggabungkan filosofi Sasando dan Bunga Sepe, tema Tanwir Muhammadiyah tahun ini menjadi lebih mendalam. Melalui kolaborasi, harmoni sosial, serta keberlanjutan yang diusung dalam filosofi ini, Muhammadiyah berharap dapat mewujudkan kemakmuran inklusif yang akan terus memberi dampak positif bagi seluruh masyarakat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *