BeritaHeadlinePersyarikatan

PRNA Kademangaran Gelar Pelatihan Keprotokolan dan Mubalighot untuk Membangun Perempuan Unggul

×

PRNA Kademangaran Gelar Pelatihan Keprotokolan dan Mubalighot untuk Membangun Perempuan Unggul

Sebarkan artikel ini

Mocimu.id – Pimpinan Ranting Nasyiatul ‘Aisyiyah (PRNA) Kademangaran menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Keprotokolan dan Pelatihan Mubalighot di Gedung SD Muhammadiyah Kademangaran (10/11). Acara ini menghadirkan dua narasumber berpengalaman, yakni Bapak Abdul Ghofar Ismail, S.E., Ketua Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah Jawa Tengah, dan Ibu Hj. Musyahiroh, S.Pd., Wakil Direktur Pondok Pesantren Zainab Masykur, Adiwerna-Tegal. Mengusung tema “Membentuk Perempuan Unggul, yang Peka Zaman,” kegiatan ini menjadi ajang pemberdayaan perempuan muda di lingkungan Muhammadiyah.

Baca Juga :  Kunjungan Lapangan Siswa MI Muhammadiyah Debong Wetan ke Kebun Melon, Belajar Menanam dan Proses Pembuatan Madu

Pembukaan acara dilakukan oleh Ketua PRNA Kademangaran, Ibu Hj. Nur Faridah, S.Pd., yang menyampaikan harapannya agar kegiatan ini dapat menjadi langkah awal dalam membangun kompetensi para perempuan muda. Pelatihan ini dihadiri hampir lima puluh peserta dari berbagai unsur organisasi Muhammadiyah, termasuk anggota ‘Aisyiyah, IPMawati, serta Dewan Ustazah TPQ ‘Aisyiyah Kademangaran.

Bapak Abdul Ghofar Ismail memulai materi pelatihan dengan memberikan pembekalan terkait public speaking, teknik menjadi MC dan moderator, aturan keprotokolan, serta tata upacara. Ia menekankan pentingnya kepercayaan diri dalam membentuk citra diri dan memperluas jaringan sosial. “Nasyiatul ‘Aisyiyah itu harus perbanyak peran, kurangi baperan, dan segera ambil peran,” ujar Bapak Ghofar, memberikan semangat kepada peserta untuk lebih berperan aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan.

Baca Juga :  Bahas Sinergi Keamanan Pilkada, Kapolres Tegal Silaturahmi dengan Pimpinan Muhammadiyah

Sementara itu, Ibu Hj. Musyahiroh memberikan pelatihan mubalighot dengan materi mengenai teknik berpidato yang efektif dan menarik. Ia menyampaikan bahwa pidato yang baik diawali dengan senyum dan sapa, pemahaman materi yang baik, suara lantang, irama penyampaian yang menarik, serta tempo yang tidak terburu-buru. Materi ini kemudian diterapkan langsung oleh beberapa peserta melalui sesi praktik berpidato, yang menambah antusiasme peserta.

Baca Juga :  Baitul Arqam Tingkatkan Semangat Juang Guru Muhammadiyah Dukuhturi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *