Mocimu.id – MAARIF Institute for Culture and Humanity kembali menggelar MAARIF House edisi keenam dengan tema “Muhammadiyah Studies dalam Lintas Disiplin” di Gedung Dakwah Muhammadiyah (22/11). Acara ini menghadirkan dua cendekiawan Muhammadiyah, Fajar Riza Ul Haq dan Ahmad Fuad Fanani, yang mengupas peran Muhammadiyah melalui perspektif mitigasi kebencanaan dan genealogi pemikiran progresif.
Kegiatan ini menjadi wadah strategis untuk merefleksikan tradisi literasi Muhammadiyah yang kuat. Direktur Eksekutif MAARIF Institute, Andar Nubowo, dalam sambutannya menekankan bahwa acara ini merupakan bentuk tasyakuran atas perjalanan MAARIF Institute yang telah mencetak kader unggul yang berkontribusi di berbagai sektor pemerintahan dan akademik. “Acara ini menghidupkan kembali tradisi akademik Muhammadiyah dengan pendekatan yang lebih luas,” ungkapnya.
Dalam sesi pembukaan, Rikard Bagun, anggota Dewan Pengawas Yayasan Ahmad Syafii Maarif, menekankan pentingnya Muhammadiyah Studies di era post-truth. “Kajian ini dapat menjadi alat untuk mencari kebenaran sejati di tengah derasnya informasi yang sering kali menyesatkan,” ujarnya.
Fajar Riza Ul Haq memaparkan hasil disertasinya yang membahas respon Muhammadiyah terhadap kebijakan COVID-19. Ia menyoroti tantangan melembagakan kebijakan di tingkat akar rumput sebagai bagian dari proses adaptasi organisasi. “Ini menunjukkan bahwa Muhammadiyah Studies adalah kajian yang dinamis, membuka ruang refleksi sekaligus kritik,” tambahnya.