Mocimu.id – Kompleksitas permasalahan kekerasan di lingkungan pendidikan menjadi sorotan utama dalam seminar bertajuk “Dari Kelas ke Kehidupan: Menanamkan Nilai-Nilai Nirkekerasan dan Kesetaraan Gender di Lingkungan Pendidikan”, yang diselenggarakan pada Sabtu (31/11). Seminar ini menghadirkan Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah RI, Fajar Riza Ul Haq, serta Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah.
Fajar Riza Ul Haq dalam keynote speech-nya menekankan bahwa penggunaan teknologi informasi, khususnya gawai, telah meningkatkan kerentanan anak terhadap perilaku bertentangan dengan nilai kasih sayang dan welas asih. “Tugas sekolah, guru, dan orang tua semakin berat karena kompleksitas masalah yang ada,” ujar Fajar. Ia juga menegaskan pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang melibatkan orang tua dan masyarakat untuk mencegah kekerasan.
Fajar menyoroti dua sisi penting yang harus dilindungi di lingkungan pendidikan, yaitu guru dan siswa. Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah berkomitmen memperkuat pendidikan karakter dan kompetensi guru, termasuk memberikan pembekalan kepada guru bimbingan konseling dan guru umum agar mampu menangani persoalan siswa. “Kami ingin pendidikan menjadi tempat aman dan nyaman, bukan hanya untuk siswa tetapi juga untuk guru,” tambahnya.
Ketua Umum Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Salmah Orbayinah, menekankan bahwa isu nirkekerasan dan kesetaraan gender menjadi fokus penting bagi ‘Aisyiyah. Dengan lebih dari 22 ribu TK ABA dan berbagai institusi pendidikan dari dasar hingga tinggi, ‘Aisyiyah berperan aktif menciptakan lingkungan pendidikan yang mendukung nilai-nilai nirkekerasan.